Senin, 12 Juni 2017

TUGAS UAS

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL





SISTEM INFORMASI PADA PT KIA (ILUSTRASI)






Disusun oleh:

Asalila (55516120053)

INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING ( IMPLEMENTASI DAN DESAIN ICOFR )


1. Pendahuluan
Bermula dengan banyaknya temuan kecurangan pada profesi akuntansi global yang merugikan stakeholder – terutama sejak kasus Enron, Worldcom, Xerox, Tyco, Global Crossing dan lainnya di tahun 2001. Oleh karena itu pemerintah Amerika Serikat menerbitkan undang-undang yang dapat melindungi stakeholder yaitu Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOX atau Sarbox. Sarbaness-Oxley Act (SOX) diterbitkan untuk memproteksi kepentingan investor dengan cara menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, full disclosure, dan akuntabilitas dalam perusahaan. Pasal yang berkatian dengan Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) adalah 304 dan 404. Pasal 304 mewajibkan manajemen membuat pernyataan dalam laporan keuangan sedangkan pasal 404 mensyaratkan adanya laporan manajemen tahunan (annual management report) tentang pengendalian intern perusahaan atas pelaporan keuangan dan laporan manajemen tersebut merupakan subjek yang akan diaudit.

Minggu, 04 Juni 2017

SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG

ASALILA/55516120053


BUKU BESAR (GENERAL LEDGER) DAN SIKLUS PELAPORAN

GENERAL LEDGER AND REPORTING SYSTEM
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and Report System (GLARS) mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam GLARS adalah:
·                     Update buku besar
·                     Posting jurnal penyesuaian
·                     Menyusun laporan keuangan
·                     Menghasilkan laporan manajerial 
·                     Tiga pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
 Salah satu fungsi utama dari GLARS adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
·                     Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
·                     Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
·                     Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
·                     Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
·                      Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
·                     Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung pertanyaan real-time.

Minggu, 28 Mei 2017

SIKLUS PROSES BISNIS REVIEW ATAS PROSES BISNIS UTAMA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Proses Bisnis
Proses bisnis merupakan sebuah sistem yang  bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Siklus proses bisnis meliputi :
1.       Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah proses bisnis yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa ke pelanggan untuk kemudian menagih penjualan tersebut sehngga menghasilkan pendapatan. Pada siklus pendapatan sendiri terdapat 4 dasar bisnis yaitu :
a)      Memasukkan pesanan penjualan (sales order entry)
Kenapa hal ini menjadi dasar ? karena proses penjualan pastilah diawali dengan adanya pesanan dari pelanggan. Dalam tahap ini ada 3 hal yang harus kita pastikan yaitu mengambil pesanan penjualan, memeriksadan lalu menyetujui kredit penjualan tersebut (hanya jika penjualan secara kredit), dan memeriksa ketersediaan barang yang akan dipesan. Bagian yang terkait yaitu bagian penjualan.
b)      Mengirim Pesanan (Shipping)
Setelah kita menerima pesanan dan juga memastikan bahwa barang yang dipesan memang ada maka selanjutnya kita harus mengirim pesanan tersebut. Di sini ada 2 tahap yaitu mengepak barang yang akan dikirim dan mengirimnya bersama surat jalan (dokumen pengiriman). Bagian yang terkait yaitu bagian gudang dan bagian pengiriman.
c)       Penagihan dan piutang usaha (billing and accounts receivable)
Dasar yang ketiga disini tentunya hanya berlaku bagi penjualan yang bersifat kredit. Dimana bagian kredit melakukan penagihan ke para pelanggan dengan membuat faktur penjualan. Selain melakukan penagihan tentu saja harus memelihara data-data piutang usaha yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tersebut.
d)      Menerima pembayaran  / kas (cash collection)
Yang terakhir tentu saja setelah melakukan penagihan maka bagian kasir akan menerima pembayaran baik dari penjualan kredit maupun penjualan tunai.

Senin, 22 Mei 2017

MEMBANDINGKAN KERANGKA PENGENDALIAN INTERNAL (COSO & COBIT)


COSO ERM – Integrated Framework 2004

Pada tahun 2001, COSO bekerjasama dengan Pricewaterhouse Coopers memulai proyek untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja manajemen risiko yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas ERM. Kerjasama ini membuahkan hasil pada tahun 2004 dengan dirilisnya COSO ERM – Integrated Framework, yang mendefinisikan manajemen risiko sebagai: 

“Proses yang dipengaruhi oleh Board of Directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas, untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.” 
Dalam kerangka manajemen risikonya, COSO ERM menuntut perusahaan untuk dapat menentukan terlebih dahulu sasaran perusahaannya, yang terdiri dari empat kategori yaitu:
1.      Strategis: sasaran yang mendukung dan selaras dengan misi perusahaan.
2.      Operasi: efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber daya perusahaan.
3.      Pelaporan: keterpercayaan dari pelaporan.
4.      Pemenuhan: pemenuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA

TIGA POINTER DALAM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

1)             Pengendalian preventif, detektif dan korektif.
Dalam kegiatan pengendalian, terdapat 3 tipe pengendalian, yaitu preventiv, detektif dan korektif. Perbandingan antara ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:
Pengendalian Preventif
Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu permasalahan (error condition) dari suatu proses bisnis, atau dengan kata lain pengendalian yang dilakukan sebelum masalah timbul. Kegiatan pengendalian ini relatif murah jika dibandingkan kedua tipe pengendalian lainnya.
Contoh pengendalian preventif:
1.            Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan entitas;
2.            Dibuatnya pemisahan fungsi dalam suatu entitas;
3.            Dibuatnya rentang otorisasi dalam suatu entitas.

Kamis, 18 Mei 2017

HUBUNGAN ATAU PENGARUH SISTEM INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN TERHADAP PENGENDALI INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE MANAGEMENT

Berbagai pengalaman menunjukan banyaknya kasus kecurangan manajemen dalam menyajikan laporan keuangan seperti kasus window dressing yang dilakukan oleh Enron berupa tidak melaporkan kerugian anak perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi, menunda pembebanan pengeluaran yang seharusnya diakui sebagai biaya dan mencatat penghasilan yang belum pasti diperoleh.
Banyaknya kasus kecurangan tersebut mendorong dibentuknya komite yang diseponsori oleh lima organisasi yang dikenal sebagai The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Komite ini bertugas merancang langkah-langkah yang diperlukan dalam menangkal penyelewengan dan kecurangan.
Hasil yang dicapai oleh COSO diantaranya adalah pengembangan kerangka pengendalian intern terintegrasi (COSO-Integrated Internal control Framework) yang mampu mengelola risiko-risiko bisnis.
Pengelolaan risiko (risk management) sejalan dengan perkembangan ilmu manajemen yang mengasumsikan kecenderungan semakin ketatnya persaingan. Bisnis yang dapat bertahan adalah bisnis yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan usaha yang dapat mempengaruhi posisi saing perusahaan. Ancaman terhadap posisi saing perusahaan baik yang muncul dari faktor-faktor lingkungan eksternal maupun faktor-faktor lingkungan internal merupakan risiko yang dihadapi oleh setiap perusahaan. Kemampuan untuk memperoleh laba dan kemampuan untuk bertahan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dalam pengelolaan risiko tersebut.
Perancangan dan implementasi Sistem Internal Control Berbasis COSO yang mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara terintegrasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya seluruh komponen perusahaan di bawah komando Dewan Direksi dalam mengelola perusahaan (corporate governance), atau dengan kata lain pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat dipengaruhi oleh apakah system pengendalian intern yang dirancang telah mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara memadai.

GCG memberikan norma-norma dasar yang dapat dikembangkan kemudian oleh masing-masing perusahaan yang harus dipatuhi oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.
ERM sendiri merupakan risiko yang harus dihadapi dan dikelola oleh manajemen dalam menjalankan kegiatan usaha, sedangkan Sistem Internal Control Berbasis COSO merupakan alat untuk memastikan kualitas manajemen risiko dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip GCG

A.    Definisi Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance merupakan:
1.      Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya.
2.      Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3.      Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.

Rabu, 17 Mei 2017

TUGAS UTS


SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL



PENGENDALIAN INTERNAL
LAPORAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PADA PT MAKSI PAGI (ILUSTRASI)



Senin, 10 April 2017

DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS (BASIS DATA DALAM MENEJEMEN INFORMASI)

PENDEKATAN DATABASE UNTUK MANAJEMEN DATA

Sistem Manajemen database
Sebuah sistem manajemen database (DBMS) adalah perangkat lunak yang memungkinkan organisasi untuk memusatkan data, mengelola secara efisien, dan memberikan akses ke data yang disimpan oleh program aplikasi. DBMS bertindak sebagai antarmuka antara program aplikasi dan file data fisik.
DBMS meringankan programmer atau pengguna akhir dari tugas untuk memahami di mana dan bagaimana data sebenarnya disimpan dengan memisahkan pandangan data logis dan data fisik. Pandangan logis menyajikan data karena dirasakan oleh pengguna akhir atau spesialis bisnis, sedangkan tampilan fisik menunjukkan bagaimana data sebenarnya terorganisir dan terstruktur pada media penyimpanan fisik.

Minggu, 02 April 2017

INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU


Nama : Asalila (55516120053)      Dosen Pengampu:  Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA


Dalam meningkatkan layanan pada sebuah bisnis diperlukan Sistem Informasi yang mumpuni, dalam berjalannya waktu sistem informasi tersebut terus mengalami penyempurnaan guna mengikuti perkembangan teknologi informasi yang baru dan menjadi tren saat itu.  Berikut tren saat ini untuk platform perangkat keras (hardware) dan  perangkat lunak (software) komputer dalam implementasi Sistem Informasi dan Pengendalian Internal di perusahaan khususnya yang bergerak di bidang jasa.


TREN PLATFORM PERANGKAT KERAS TERKINI

Senin, 27 Maret 2017

ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Asalila / 55516120053 / Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Etika merupakan prinsip mengenai benar dan salah pada seorang individu, terhadap moral sosial.  Didalam perkembangan teknologi yang sangat cepat kususnya sistem informasi, kebutuhan untuk membangun peraturan terhadap etika sosial tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi membutuhkan kajian serta waktu proses yang panjang dalam membangunnya. Saat ini di Indonesia sudah ada peraturan mengenai etika terkusus pada teknologi, yaitu undang-undang informasi dan transaksi elektronik.Laudon dan P. Laudon, mengemukakan bahwa terjadi hubungan antara isu etika, sosial dan politik didalam informasi sosial.
Isu etika, sosial, dan politis utama yang muncul oleh adanya sistem informasi mencakup dimensi moral berikut :
  1. Hak dan Kewajiban informasi.
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.

Senin, 20 Maret 2017

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SI-PI, Asalila, Hapzi Ali, Sistem Informasi,Organisasi,dan Strategi , Universitas Mercu Buana, 2017
Asalila (55516120053)


DAMPAK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI.
            Sistem informasi dan organisasi mempengaruhi satu sama lain. Sistem Informasi yang dibangun oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama, organisasi harus menyadari dan terbuka untuk pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi baru
            Dampak teknologi bagi organisasi tidak dirasakan sebagai hal yang baru. Kini kita telah banyak mengetahui dan merasakan kelebihan dan kekurangan penggunaan teknologi informasi. Di bagian ini akan dilihat bagimana TI memberikan pengaruh. Dampak-dampak yang akan dijelaskan berikut ini lebih mengarah pada dampak dari software teknologi informasi.
Penggunaan teknologi informasi, termasuk Web, telah membawa banyak perubahan organisasional dalam berbagai area, antara lain:

Senin, 13 Maret 2017

SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS

Nama : Asalila
NIM: 55516120053
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

            Sistem informasi pada dasarnya bisa terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis dari sistem informasi tersebut biasanya terdiri dari spesifikasi dan juga fungsi tertentu yang ada di dalam suatu perusahaan atau suatu organisasi. Paling tidak ada 7 jenis sistem informasi yang saat ini banyak diimplementasikan dalam perusahaan dan juga organisasi.
Pengertian sistem informasi itu sendiri adalah suatu sistem yang dibangun untuk meneruskan pada sistem tertentu, sehingga membuat data yang ada menjadi lebih terkoordinir. Berikut ini adalah ketujuh jenis sistem informasi yang banyak diimplementasikan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi:

1.      Sistem Informasi Manajemen