Minggu, 04 Juni 2017

SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG

ASALILA/55516120053


BUKU BESAR (GENERAL LEDGER) DAN SIKLUS PELAPORAN

GENERAL LEDGER AND REPORTING SYSTEM
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and Report System (GLARS) mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam GLARS adalah:
·                     Update buku besar
·                     Posting jurnal penyesuaian
·                     Menyusun laporan keuangan
·                     Menghasilkan laporan manajerial 
·                     Tiga pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
 Salah satu fungsi utama dari GLARS adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
·                     Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
·                     Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
·                     Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
·                     Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
·                      Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
·                     Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung pertanyaan real-time.


UPDATE UMUM BUKU BESAR
Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber yaitu Siklus transaksi (siklus Pendapatan, pengeluaran, system akuntansi biaya, dan system penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepadala bagian keuangan, untuk transaksi non-rutin seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal yang digunakan untuk memperbaharui catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang disebut jurnal voucer. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses posting dan bukan merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam proses penelusuran bagi seorang auditor. Memperbarui buku besar terdir dari dua sumber yaitu:
·                     Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
·                     Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan atau pembayaran utang dan bunga yang terkait.
·                     Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada saham itu.
·                     Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucherjurnal.
·                     Setelah memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher jurnal.

POSTING JURNAL PENYESUAIAN
Pada tahap kedua siklus buku besar dan pelaporan adalah pembukuan transaksi penyesuaian. Jurnal penyesuaian berasal dari kantor controller 's pada setiap akhir periode akuntansi (bulan, kuartal, tahun, dll) dan setelah neraca saldo awal telah disiapkan.Neraca saldo daftar saldo untuk semua rekening GL.  Jika dicatat dengan benar, total semua saldo debit sama dengan total dari semua saldo kredit.

Ada 5 jenis jurnal penyesuaian yaitu:
·                     Accruals
·                     Deferrals
·                     Estimates 
·                     Re-evaluations 
·                     Error corrections
1.             Accrual merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi yang telah terjadi namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada penerimaan kas, contohnya pendapatan bunga dan utang gaji.
2.             Deferral merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi perubahan status kas yang telah diterima tau dibayarkan sebelum jasa diberikan atau diterima. Contohnya pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah diterima kasnya atau dibayarkan sebelim akhir periode dan pada periode ini sebagian telah diakui.
3.             Estimates merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan transaksi biaya yang terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contohnya depresiasi dan biaya kerugian piutang.
4.             Re-evaluations merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat selisih antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik asset atau sebagai akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan.
5.             Error-correction merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat koreksi kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.


MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan laba-rugi harus dibuat pertama kali, dengan menggnakan data dari saldo-saldo rekening pendapatan dan biaya yang tercantumkan dalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap kedua adalah membuat neraca. Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang dapat dilakukan, yaitu: (1) menyususn terlebih dahulu laporan perubahan modal,kemudan menyusun  neraca dengan menggunaan data neraca saldo setelah disesuaikan ditambah datadari laporan modal,(2) menutup buku ( menihilkan saldo rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer laba bersih ke rekening laba ditahan atau rekeing modal)., dan menyusun neraca.
Jika proses pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunkan cara manual, hal ini umumnya dilakukan setiap akhir periode saja( setahun sekali). Dengan menggunakan komputer, maka proses tersebut pada periode-periode yang lebih pendek. Tahap ketiga, laporan yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini disusun dengan menggunakan data dari neraca dan laba rugi ditambah informasi tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
·                     Susunlah laporan laba rugi
·                     Siapkan ayat jurnal penutup
·                     Siapkan laporan ekuitas pemegang saham 
·                     Siapkan neraca keuangan
·                     Siapkan laporan arus kas

 PENYUSUNAN LAPORAN MANAJERIAL
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelapiran adalah pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor (kode) rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian proses posting.
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.

Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang dievaluasi.
·         Pusat biaya
·         Pusat pendapatan
·         Pusat laba
·         Pusat investasi

XBRL: MEREVOLUSI PELAPORAN PROSES
Sementara laporan keuangan muncul secara elektronik dalam berbagai format, sampai saat ini penyebaran informasi ini adalah rumit dan tidak efisien.
·                     Penerima (SEC, IRS, dll) diperlukan informasi dalam berbagai format yang memakan waktu.
·                     Juga kondusif untuk kesalahan, karena masuk kembali informasi itu sering diperlukan.
·                     Masalah mendasarnya yaitu : kurangnya standar untuk mengidentifikasi isi data.
·                     Solusi dalam maslah ini adalah Extensible Business Reporting Language (XBRL)
·                     Sebuah varian dari XML dirancang khusus untuk berkomunikasi isi data keuangan.
·                     Membuat tag untuk setiap item data seperti tag HTML.
·                     Nama tag menentukan item baris dalam laporan keuangan.
·                     Bidang lain dalam tag menyediakan informasi seperti tahun, unit ukuran, dll
Vendor perangkat lunak utama mengembangkan alat untuk secara otomatis menghasilkan kode XBRL sehingga akuntan dimudahkan tanpa perlu menulis kode. XBRL memberikan dua manfaat utama yaitu:
·                     Organisasi dapat mempublikasikan laporan keuangan mereka pada waktu dalam format yang bisa digunakan.
·                      Penerima tidak akan lagi perlu secara manual masuk kembali data yang mereka peroleh secara elektronik sehingga alat pendukung keputusan dapat menganalisis mereka. (Berarti mencari data di Internet akan lebih efisien dan akurat).
Manfaat XBRL ini berlaku untuk bertukar informasi keuangan baik eksternal dan internal.  XBRL memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana akuntan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan Teknoligi Informasi, karena profesi akuntansi dipelopori perkembangannya.







IDENTIFIKASI MAJOR THREAT DALAM AKTIVITAS PELAPORAN DAN MENGEVALUASI KECUKUPAN PENGENDALIAN INTERNAL

PENGENDALIAN: TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR
Dalam buku besar dan sistem pelaporan (atau siklus ada), sebuah AIS yang dirancang dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
·         Semua transaksi diotorisasi dengan benar
·         Semua transaksi yang dicatat valid
·         Semua transaksi yang valid dan resmi dicatat
·         Semua transaksi dicatat dengan akurat
·         Aset sudah terjamin dari kehilangan atau pencurian
·         Aktivitas bisnis yang dilakukan efisien dan efektif
·         Perusahaan ini dalam mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
·         Semua pengungkapan penuh dan adil
Ada beberapa tindakan perusahaan dapat mengambil sehubungan dengan siklus untuk mengurangi ancaman dari kesalahan atau penyimpangan. Ini termasuk:
·                      Menggunakan, dokumen mudah lengkap sederhana dengan instruksi yang jelas (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
·                     Menggunakan kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan pemeriksaan lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
·                     Menyediakan ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji bentuk (mendorong otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
·                     Dokumen pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya berlaku).
·                     Membatasi akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).
Pada bagian berikut, akan membahas tentang ancaman yang mungkin timbul dalam sistem buku besar dan pelaporan, serta kontrol yang dapat mencegah ancaman tersebut. Ancaman utama dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah:

·                     ANCAMAN 1: Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
·                     ANCAMAN 2: Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
·                      ANCAMAN 3: Poor Performance( Kinerja Miskin) .

ANCAMAN 1: Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
 Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan buruknya proses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan pemrosesan, (2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya, dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama merupakan output dari serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting.
   Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1.             Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2.             Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field  dalam sebuah jurnal berisi data numeric.
3.             Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam sebuah jurnal.
4.             Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
5.             Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
6.             Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7.             Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8.             Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan kelompokvoucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi.
Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapaposting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar sama angkanya. Jejak Audit.
Jejak audit ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
1.      Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
2.      Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3.      Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo akhir.

ANCAMAN 2: Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Akses semacam ini juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah akses kbuku besar secaratidak sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugas menjaga aktiva atau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal di kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem harus mengecek eksistensi  kode otorisasi yang falid pada setiap jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.

ANCAMAN 3: Poor Performance (Kinerja Miskin)
Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur pembuatan cadangan data (back up) dan prosedur pemulihan untuk memulihkannya pengawasan back up mencakup :
1.             Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar.
2.             Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
3.             Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.

PENDUKUNG KEBUTUHAN INFORMASI MANAJEMEN
Tiga alat atau kemampuan dapat sangat berguna untuk manajemen dalam pengambilan keputusan:
·                     Balanced scorecard
·                     Data warehouse
·                     Desain yang tepat dari grafik data keuangan

BALANCED SCORECARD
Balanced scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif multi-dimensi pada kinerja organisasi. Berisi langkah-langkah yang berkaitan dengan empat perspektif organisasi:
1.             Finansial
2.             Pelanggan
3.             Operasi internal
4.             Inovasi dan pembelajaran

Balanced scorecard menunjukkan:
·         Tujuan organisasi untuk masing-masing dari empat dimensi
·         Langkah-langkah khusus kinerja dalam mencapai tujuan tersebut.
Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif dari kinerja organisasi daripada ukuran finansial saja. Dirancang dengan baik, digunakanuntuk mengukur aspek kunci dari strategi organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat penting.
Sehubungan dengan tujuan, Banyak organisasi keliru menggunakan standar industri dalam merancang Scorecard seimbang mereka.  Pendekatan ini membatasi kinerja terhadap para pesaingnya dan gagal untuk mempertimbangkan organisasi perusahaan s kekuatan dan kelemahan yang unik. Sebagai CONTOH: manajemen puncak Dumbledore Asuransi Perseroan menyepakati tiga tujuan keuangan kunci:
·         Peningkatan pendapatan stream melalui penjualan produk-produk baru.
·         Peningkatan profitabilitas yang tercermin dari return on equity.
·         Mempertahankan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban.

Mereka kemudian menciptakan hipotesis berikut (atau hubungan sebab akibat) bagaimana tujuan-tujuan ini dapat dicapai:
1.             Jika kita meningkatkan pelatihan karyawan (inovasi dan dimensi belajar), yang harus meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal).
2.             Jika kita meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal), yang harus meningkatkan kepuasan pelanggan kami (dimensi pelanggan) dan menyebabkan kita untuk mengambil pangsa pasar yang lebih besar.
3.             Meningkatkan kepuasan pelanggan dan pangsa pasar (dimensi pelanggan) karena itu harus menghasilkan peningkatan profitabilitas (dimensi keuangan).
Menganalisis tren dalam tindakan-tindakan yang sebenarnya memungkinkan manajemen Dumbledore untuk menguji validitas hipotesis mereka: Jika perbaikan dalam satu perspektif tidak menghasilkan perbaikan yang diharapkan di daerah lain, manajemen puncak harus mengevaluasi kembali dan merevisi hipotesis mereka. Kemampuan untuk menguji dan menyempurnakan strategi mereka adalah salah satu manfaat utama dari balanced scorecard.
Ada beberapa cara dalam mengembangkan balanced scorecard yaitu Top manajemen harus menentukan tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi ,seperti Akuntan dan IS professional dalam membantu mereka memilih tindakan yang tepat untuk melacak pencapaian tujuan-tujuan tersebut.  Selanjutnya memberikan masukan pada kelayakan mengumpulkan data untuk menerapkan berbagai langkah.

MENGGUNAKAN GUDANG DATA UNTUK KECERDASAN BISNIS
Manajemen harus terus-menerus memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan dan operasi organisasi dalam terang tujuan strategis dan harus mampu mengubah rencana dengan cepat ketika perubahan lingkungan. Mereka mungkin mengadopsi sistem ERP dan sistem AIS terintegrasi untuk memfasilitasi kegiatan tersebut.  Namun, sistem ini dirancang terutama untuk mendukung kebutuhan pengolahan transaksi, dan biasanya berisi data hanya untuk tahun fiskal saat ini dan mungkin satu bulan tambahan. Tetapi pengambilan keputusan strategis membutuhkan akses ke sejumlah besar data historis. Untuk mengisi kebutuhan ini, organisasi sedang membangun database terpisah yang disebut data warehouse .
·                     Ini biasanya database besar yang berisi kedua data rinci dan dirangkum untuk beberapa tahun.
·                     Mereka terpisah dari AIS.
·                     Organisasi juga dapat membangun terpisah, gudang kecil, yang disebut data mart , untuk fungsi-fungsi individual seperti keuangan atau sumber daya manusia.
Gudang data dan data mart diperbarui secara berkala untuk mencerminkan hasil transaksi yang telah terjadi sejak update terakhir. Mereka terstruktur berbeda dari database proses transaksi:
·                     Database proses transaksi dirancang untuk meminimalkan redundansi dan memaksimalkan efisiensi update.
·                     Data warehouse yang sengaja dirancang untuk menjadi berlebihan untuk memaksimalkan efisiensi query.
·                     Mereka biasanya dimensi di alam.
·                     Kebanyakan menggunakan skema bintang
Bisnis intelijen adalah proses mengakses data di gudang dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan strategis. Dua teknik dasar:
·                     Online analytical processing (OLAP)
·                     Data mining
Kontrol yang tepat diperlukan untuk data warehouse adalah Kontrol validasi data sangat penting untuk menjaga akurasi data.  Serta proses verifikasi keakuratan data, alias scrubbing , sering salah satu yang paling langkah memakan waktu dan mahal. Informasi harus dilindungi dari pesaing atau dari kehancuran dengan menggunakan:
·                     Kontrol akses
·                     Enkripsi
·                     Ketentuan Backup

PRINSIP GAMBAR DESAIN
Akuntan dan IS profesional dapat membantu manajemen menangani informasi yang berlebihan dengan menyiapkan grafik yang menyoroti dan meringkas fakta-fakta penting. Grafik yang dirancang dengan baik membuatnya mudah untuk mengidentifikasi dan memahami tren dan hubungan. Grafik buruk dirancang dapat mengganggu pengambilan keputusan. Ada beberapa prinsip yang membuat bar chart mudah dibaca:
·                     Gunakan judul yang merangkum pesan dasar.
·                     Sertakan nilai data dengan setiap elemen bukannya label sumbu vertikal - memfasilitasi perhitungan mental dan analisis
·                     Gunakan 2-dimensi, bukan 3-dimensi, bar - membuatnya lebih mudah untuk secara akurat menilai besarnya perubahan dan tren.
·                     Gunakan berbagai nuansa abu-abu atau warna bukan pola, titik, atau garis-garis. Mereka lebih mudah untuk membedakan
Banyak laporan tahunan berisi grafik yang melanggar prinsip-prinsip ini:
Beberapa dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak.  Beberapa dilakukan dengan sengaja.  Tidak ada pedoman otoritatif dalam GAAP atau audit standar yang melarang perilaku ini, meskipun hasilnya bisa menipu.

KESIMPULAN
Sistem buku besar dan pelaporan mengintegrasikan serta meringkas hasil-hasil berbagai subsistem akuntansi dari siklus pendapatan, pengeluaran, produksi dan sumber daya manusia. Buku besar adalah file utama pusat dalam SIA. Akibatnya merupakan hal yang penting untuk mengimplementasikanprosedur pengendalian agar dapat memastikan akurasi dan keamananya. Pengendalian yang penting meliputi pemeriksaan edit catatan, voucer jurnal yang dimasukkan kedalam buku besar, pengendalian akses, jejak audit yang memadai, serta prosedur pembuatan cadangan dan pemulihan dari bencana yang tepat.
Output yang dihasilkan oleh system buku besar terbagi dalam dua kategori utama yaitu laporan keuangan dan manajerial. Laporan keuangan dibuat secara periodikdan disebarkan baik ke user internal maupun eksternal. Laporan manajerial dibuat hanya untuk pemakaian internal karenanya sering kali memasukkan perbandingan antara kinerja actual dengan yang dianggarkan. Kegunaan laporan-laporan ini baik disajikan dalam bentuk table ataupun grafik, dipengaruhi oleh seberapa baik mereka didesain.

            Sistem buku besar harus mampu mendukung pemrosesan pertanyaan dari pembuat keputusan. Hal ini membutuhkan pengendalian yang mencukupi untuk membatasi akses ked an operasi yang di izinkan atas data dalam buku besar.mendesain buku besar agar sesuai dengan model data relasional akan memfasilitasi pemrosesan dengan membuat data lebih mudah diakses melalui  alat desktop yang dapat ditemukan sebagian besar computer pribadi. Organisasi harus memberikaninformasi keberbagai jenis user termasuklembaga pemerintahan, analisis industry,lembaga keuangan,dan berbagai pengambil keputusan individual. XBRL memberikan mekanisme untuk memberikan efisiensi dalam menghasilkan informasi semacam ini dari sumber eksternal.



DAMPAK PERKEMBANGAN TI SEPERTI DALAM IMPLEMENTASI EXTENSIBLE BUSSINESS REPORTING LANGUAGE (XBRL) BERBASIS WEB  PADA SUATU PERUSAHAAN DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA


Pengertian XBRL
 XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Languagedan merupakan 'keluarga' dari bahasa programming XML (eXtended Markup Language). XBRL merupakan bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. Struktur XBRL mirip dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada XML karena XBLR mampu menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam laporan keuangan, serta memiliki fitur extensibilitas yang jauh lebih baik daripada XML.
XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar (tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata dan bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi pemanfaatannya oleh XBRL International Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga nirlaba internasional.
XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan mempermudah user dalam membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu merk software atau aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru dan penerapannyapun tidak memerlukan perubahan standar akuntansi yang sudah diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL juga bukan chart of accounts dan juga bukan alat translasi chart of accounts.

Sejarah XBRL
       Pada bulan April 1998, Charlie Hoffman, seorang CPA dengan perusahaan Knight Vale dan Gregory di Washington memiliki gagasan XML sebagai cara untuk mengubah pelaporan bisnis. Charlie mulai mengebangkan prototipe dari laporan keuangan dan jadwal audit yang menggunakan XML. Charlie memberitahu Wayne Harding, Ketua High Tech Task Force dari AICPA pada bulan Juli 1998 tentang potensi menggunakan XML dalam pelaporan keuangan. Wayne meminta Charlie untuk memberikan pengarahan ke AICPA High Tech Task Force tentang XML pada bulan September 1998.
       AICPA High Tech Task Force menciptakan “deskripsi produk” untuk mengusulkan pembentukan set prototipe laporan keuangan menggunakan XML oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). Keren Waller, CPA, staf AICPA dan anggota dari High Tech Task Force membantu dalam menciptakan “deskripsi produk” ini. Pada tanggan 2 Oktober 1998, Wayne Harding mempresentasikan hasil High Tech Task Force ke komite AICPA pada Komite Organisasi. Sebagai hasil dari presentasi ini, AICPA bertekad untuk mendanai proyek dalam membuat satu set prototipe laporan keuangan XML.
       Pada tanggal 31 Desember 1998, prototipe yang dikembangkan oleh Charlie Hoffman dan Mark Jewett (Erutech) selesai. Jeffery Ricker (XML solution) berkontribusi pada prototipe awal. Perusahaan CPA Knight, Vale dan Gregory, penjamin 50% dari biaya pengembangan prototipe awal. Pada tanggal 15 Januari 1999, prototipe ini telah disampaikan kepada AICPA. Weyne dan Charlie meyakinkan AICPA bahwa XML adalah penting bagi profesi akuntansi.
       AICPA meminta agar rencana bisnis bersiap-siap untuk melihat kedalam kasus bisnis untuk XML dan khususnya laporan keuangan berbasis XML. Proyek ini adalah sebuah kode yang dinamai dengan XFRML. Rencana bisnis itu diciptakan oleh Charlie Hoffman, CPA (Independent BPA), Weyne Harding, CPA (Great Plains), Eric Cohen, CPA (Cohen Computer Consulting), dan Loius Matherne, CPA (Direktur TI AICPA).
       Pada tanggal 17 Juli 1999, Dewan Direksi AICPA bertekad untuk mendanai upaya XFRML. Kemudian pada 17 Juli 1999, 12 perusahaan dengan cepat bergabung dengan bisnis ini bersama dengan AICPA sebagai anggota Komite Pengarah XFRML. Komite Pengarah awal termasuk: AICPA, Arthur Andersen LLP, Delloite & Touche LLP, e-konten perusahaan, Ernst & Young LLP, FreeEDGAR.com, Inc (sekarang Edgar Onmile, Inc), FRx Software Corporation, Great Plains, KPMG LLP, Microsoft Corporation, Price Weathe Rhouse Coopers LLP dan Woodburn Group.
       AICPA mulai melaksanakan rencana bisnis pada tanggal 30 Agustus 1999, ketika mengumumkan bahwa spesifikasi pelaporan keuangan XML akan dibuat. Charlie Hoffman menciptakan prototipe experimental dari awal XFRML pada Juli 1999. Prototipe ini selesai pada tanggal 13 Oktober 1999. Laporan keuangan dari 10 perusahaan diciptakan untuk lebih menguji konsep laporan keuangan berbasis XML.
       Pertemuan pertama Komite Pengarah XFRML berlangsung di kantor AICPA New York pada 14 Oktober 1999. Nama organisasi itu resmi berubah menjadi komite pengarah XBRL pada tanggal 6 April 2000. Pada tanggal 31 Juli 2000, komite XBRL mengumumkan peluncuran pertama dari spesifikasi pertama untuk laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS berbasis XBRL. Keanggotaan dalam komite pengarah XBRL berkembang menjadi lebih dari50 entitas, termasuk beberapa organisasi profesi internasional.

Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
·      Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronikkarena fomatnya sudah terstandar sehingga menghasilkan informasi dan data yang comparable dan mudah dianalisis. Selain itu, validasi datanya disajikan secara otomatis sehingga meminimkan terjadinya kesalahaninput.
·      Memudahkan dilakukannya publikasi laporan, karena XBRL dapat diolah kembali ke format yang diinginkan seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lain sebagainya.
·      Memudahkan akses informasi keuangan terutama untuk investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor asing memungkinan dapat melakukan analisis secara mandiri dan melakukan perbandingan dengan bahasa mereka sendiri.
·      Mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Karena XBRL menyajikan informasi keuangan secara transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan penggunanya melakukan analisis serta mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Manfaat lain dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
·      XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis bisnis. Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya, penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan pengambilan keputusan.
·      XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk beralih sumber daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan perbandingan, perakitan dan re-entry data. XBRL dibantu oleh softwareyang dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi XBRL.
·      Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk mengumpulkan informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga ekonomi, bursa efek, perusahaan informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka yang memproduksi atau menggunakannya, termasuk akuntan, auditor, manajer perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di antara mereka yang dapat mengambil keuntungan dari XBRL termasukvendor software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan dan industri teknologi informasi.
·         Pengolahan data otomatis. XBRL akan mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan untuk menginput data secara manual ke dalam aplikasi seperti Excel untuk mentransfer data ke media elektronik sepertiwebsite atau blog. Karena komputer dapat membaca perintah (tag) dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena dengan menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis dengan cepat dan akan disorot secara otomatis.
·         Pengatur pelaporan keuangan. Pada bulan Mei 2008, SEC (Securities and Exchange Commission) mewajibkan semua perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk mengajukan laporan keuangan mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan yang akan memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan meningkatkan integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkan untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk investor. XBRL juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan dalam keuntungan dan kerugian laporan keuangan.
·         Penghematan biaya. Sebelum adanya XBRL, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum keputusan SEC, perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka dengan menggunakan HTML, spreadsheet, atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan dalam menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya XBRL diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika biaya ini dipindahkan ke investor, maka penghematan keuangan yang dihasilkan oleh bahasa pemrograman baru ini dapat direalisasikan secara luas.
·         Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat membaca dan memahami data yang dikirim antara berbagai komputer dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat dibaca oleh komputer. Software dan yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat dan efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu mereka untuk meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus pada memvalidasi keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami data yang dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
·         Menghemat waktu. Salah satu manfaat terbesar untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah satu contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan memakan waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi dalam waktu persekian detik.
·         Analisis data. User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk memvalidasi data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat menganalisa data dan masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor atau akuntan dapat meneliti lebih dalam lagi apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam membuat lapran keuangan yang berdampak pada perusahaan, pasar modal, dan komutitas global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman lebih cepat da lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik dan secara signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.

Penggunaan XBRL di Indonesia
       Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih dari itu adalah kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group (PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan. Grup ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di Hongkong.
       Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan implementasi XBRL di suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari seluruh partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.


       
Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan format laporan dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL dalam pelaporan keuangan secara elektronik.

       Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan diawasi.
       Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana meningkatkan sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data.
       Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL di Indonesia.
       XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
       Terdapat dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini, yaitu:
·         Mengembangkan suatu model sederhana (show case) yang akan menggambarkan bagaimana XBRL dapat digunakan untuk mendukung sistem pelaporan secara elektronik. Model akan menjelaskan proses penyampaian laporan keuangan dari emiten (sektor manufaktur) kepada Bapepam-LK, yang sudah berbasis XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
·         Memperlihatkan kepada publik (user) mengenai manfaat yang akan diperoleh jika penyampaian informasi  yang dilakukan telah menerapkan konsep XBRL
       Berikut merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:

*) Beberapa software yang digunakan dalam show case merupakan trial-version dan free-license software, yang BOLEH dimanfaatkan untuk kepentingan proyek ini dan keperluan edukasi saja (non-bisnis)

Taxonomy Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian penting, yaitu tasonomi dan instans (instances). Instans adalah informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan kaidah sintaksis bahasa markup XBLR. Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan definisi-definisi terstandar dari seluruh elemen (termasuk akun laporan keuangan) yang tercakup pada suatu laporan.Taxonomy juga menjelaskan hubungan antar-elemen.
Contohnya elemen AssetTaxonomy akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan elemen asset tersebut (definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca (debit), elemen-elemen apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash, inventory, dll), disebut apakah aset dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya. Deskripsi inilah yang akan ditambahkan secara elektronik (tagging) pada semua elemen yang dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat dikembangkan oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik, perusahaan, asosiasi, dan lain-lain. Dan taxonomy juga dapat dikembangkan (extent) oleh siapa pun.
Pada proyek ini, taxonomy yang disusun khusus diperuntukan bagi penyampaian laporan keuangan oleh Emiten kepada Bapepam-LK. Adapun sektor yang dipilih sebagai model taxonomy adalah sektor manufaktur, yang disusun berdasarkan Surat Edaran Bapepam No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan tanpa bantuan aplikasi tertentu karena taxonomy pada dasarnya hanya merupakan kumpulan deskripsi elemen secara elektronik. Untuk melihat taxonomy secara lebih mudah, user dapat menggunakan ABRA (Adaptive Business Reporting Format)viewer yang dipersiapkan oleh IASCF XBRL Team untuk kepentingan proyek ini.

Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan yang berbasis XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses secara efektif dan efisien.


Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML terbaik dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. XBRL memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke item data keuangan. Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai referensi akuntansi atau informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana item-item itu dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur yang kaya dan kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung semua tugas-tugas standar yang diperlukan dalam penyusunan, penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tagkhusus untuk setiap item data (seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan keuangan. GL taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak seperti penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang terlihat di bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian nominal yang sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).

Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data yang terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS / software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada memerlakukan laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman webatau dokumen tercetak, akan lebih bak memerlakkan setiap elemen laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik. Contoh kodifikasi atas baris laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL diperlihatkan gambar di bawah ini.

Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
·         ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
·         unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang merujuk pada ISO 4217.
·         decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan keuangan.
·         contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas elemen dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan elemen-elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, diperlukan perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi secara online menggunakan internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.
Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem pelaporan keuangan yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem pelaporan keuangan yang menggunakan XBRL:


Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Penulis memilih perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus pengguna XBRL dalam pelaporan keuangannya. Ralph Lauren Corporationadalah perusahaan dagang internasional yang berbasis di Amerika Serikat.Perusahaan ini menjual pakaian, aksesoris, parfum, dan alat-alat rumah tangga untuk pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh  desainer Amerika, Ralph Lauren pada1967. Polo Ralph Lauren adalah merek unggulan perusahaan dan perusahaan ini masih mengelola beberapa merek lain, termasuk Ralph Lauren Black Label, Ralph Lauren Purple Label, Ralph Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren, Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp. merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.
Berikut ini adalah contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp. yang berbasis XBRL:









Sumber:
2.      Wandaanindita, 2013, http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-language.html (diakses Tanggal 4 Juni 2017)






1 komentar: