ASALILA/55516120053
BUKU BESAR (GENERAL LEDGER) DAN SIKLUS
PELAPORAN
GENERAL
LEDGER AND REPORTING SYSTEM
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan
merupakan dua sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga
keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan
pelaporan keuangan. General Ledger and Report System (GLARS) mencakup
proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan
laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam GLARS
adalah:
·
Update buku
besar
·
Posting
jurnal penyesuaian
·
Menyusun
laporan keuangan
·
Menghasilkan
laporan manajerial
·
Tiga pertama
merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
Salah
satu fungsi utama dari GLARS adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
·
Masing-masing
subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang berkaitan
dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
·
Bendahara,
yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti transaksi
dengan kreditor dan investor.
·
Departemen
anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
·
Controller,
yang menyediakan jurnal penyesuaian
·
Informasi harus diorganisir untuk
memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
·
Sistem ini
harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung
pertanyaan real-time.
UPDATE UMUM
BUKU BESAR
Kegiatan
update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber yaitu
Siklus transaksi (siklus Pendapatan, pengeluaran, system akuntansi biaya, dan
system penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepadala bagian keuangan, untuk
transaksi non-rutin seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta
pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal yang digunakan untuk memperbaharui
catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang disebut
jurnal voucer. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses posting dan
bukan merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam proses penelusuran
bagi seorang auditor. Memperbarui buku besar terdir dari dua sumber yaitu:
·
Entri
ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
·
Jurnal
individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan
atau pembayaran utang dan bunga yang terkait.
·
Penerbitan
atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada saham itu.
·
Entri jurnal
sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucherjurnal.
·
Setelah
memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher jurnal.
POSTING
JURNAL PENYESUAIAN
Pada tahap kedua siklus buku besar dan pelaporan
adalah pembukuan transaksi penyesuaian. Jurnal penyesuaian berasal dari kantor
controller 's pada setiap akhir periode akuntansi (bulan, kuartal, tahun, dll)
dan setelah neraca saldo awal telah disiapkan.Neraca saldo daftar
saldo untuk semua rekening GL. Jika dicatat dengan benar, total semua
saldo debit sama dengan total dari semua saldo kredit.
Ada 5 jenis
jurnal penyesuaian yaitu:
·
Accruals
·
Deferrals
·
Estimates
·
Re-evaluations
·
Error
corrections
1.
Accrual merupakan
jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi yang telah
terjadi namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada penerimaan kas,
contohnya pendapatan bunga dan utang gaji.
2.
Deferral merupakan
jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi perubahan status
kas yang telah diterima tau dibayarkan sebelum jasa diberikan atau diterima.
Contohnya pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah diterima kasnya
atau dibayarkan sebelim akhir periode dan pada periode ini sebagian telah
diakui.
3.
Estimates merupakan
jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan transaksi biaya yang
terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contohnya depresiasi dan biaya
kerugian piutang.
4.
Re-evaluations merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat selisih
antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik asset atau
sebagai akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan.
5.
Error-correction merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat koreksi
kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.
MENYUSUN
LAPORAN KEUANGAN
Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan
laporan keuangan. Laporan laba-rugi harus dibuat pertama kali, dengan
menggnakan data dari saldo-saldo rekening pendapatan dan biaya yang
tercantumkan dalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap kedua adalah membuat
neraca. Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang dapat dilakukan,
yaitu: (1) menyususn terlebih dahulu laporan perubahan modal,kemudan
menyusun neraca dengan menggunaan data neraca saldo setelah disesuaikan
ditambah datadari laporan modal,(2) menutup buku ( menihilkan saldo rekening-
rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer laba bersih ke rekening laba
ditahan atau rekeing modal)., dan menyusun neraca.
Jika proses
pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunkan cara manual, hal ini
umumnya dilakukan setiap akhir periode saja( setahun sekali). Dengan
menggunakan komputer, maka proses tersebut pada periode-periode yang lebih
pendek. Tahap ketiga, laporan yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini
disusun dengan menggunakan data dari neraca dan laba rugi ditambah informasi
tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
Kegiatan
dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
·
Susunlah
laporan laba rugi
·
Siapkan ayat
jurnal penutup
·
Siapkan
laporan ekuitas pemegang saham
·
Siapkan
neraca keuangan
·
Siapkan laporan
arus kas
PENYUSUNAN
LAPORAN MANAJERIAL
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelapiran
adalah pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan
manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku besar dan (2)
anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal voucher
yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor (kode) rekening, tanggal dan daftar
saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian proses posting.
Laporan
anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran
operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit dalam
organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus
keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus
kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan
anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
Isi laporan
kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang dievaluasi.
· Pusat biaya
· Pusat pendapatan
· Pusat laba
· Pusat investasi
XBRL:
MEREVOLUSI PELAPORAN PROSES
Sementara laporan
keuangan muncul secara elektronik dalam berbagai format, sampai saat ini
penyebaran informasi ini adalah rumit dan tidak efisien.
·
Penerima
(SEC, IRS, dll) diperlukan informasi dalam berbagai format yang memakan waktu.
·
Juga
kondusif untuk kesalahan, karena masuk kembali informasi itu sering diperlukan.
·
Masalah
mendasarnya yaitu : kurangnya standar untuk mengidentifikasi isi data.
·
Solusi dalam
maslah ini adalah Extensible Business Reporting Language (XBRL)
·
Sebuah
varian dari XML dirancang khusus untuk berkomunikasi isi data keuangan.
·
Membuat tag
untuk setiap item data seperti tag HTML.
·
Nama tag
menentukan item baris dalam laporan keuangan.
·
Bidang lain
dalam tag menyediakan informasi seperti tahun, unit ukuran, dll
Vendor perangkat lunak utama
mengembangkan alat untuk secara otomatis menghasilkan kode XBRL sehingga
akuntan dimudahkan tanpa perlu menulis kode. XBRL memberikan dua manfaat utama
yaitu:
·
Organisasi
dapat mempublikasikan laporan keuangan mereka pada waktu dalam format yang bisa
digunakan.
·
Penerima tidak akan lagi perlu
secara manual masuk kembali data yang mereka peroleh secara elektronik sehingga
alat pendukung keputusan dapat menganalisis mereka. (Berarti mencari data di
Internet akan lebih efisien dan akurat).
Manfaat XBRL
ini berlaku untuk bertukar informasi keuangan baik eksternal dan
internal. XBRL memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana akuntan
dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan Teknoligi Informasi, karena
profesi akuntansi dipelopori perkembangannya.
IDENTIFIKASI MAJOR THREAT DALAM
AKTIVITAS PELAPORAN DAN MENGEVALUASI KECUKUPAN PENGENDALIAN INTERNAL
PENGENDALIAN:
TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR
Dalam buku besar dan sistem pelaporan (atau siklus
ada), sebuah AIS yang dirancang dengan baik harus menyediakan pengendalian yang
memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
· Semua transaksi diotorisasi dengan
benar
· Semua transaksi yang dicatat valid
· Semua transaksi yang valid dan resmi
dicatat
· Semua transaksi dicatat dengan
akurat
· Aset sudah terjamin dari kehilangan
atau pencurian
· Aktivitas bisnis yang dilakukan
efisien dan efektif
· Perusahaan ini dalam mematuhi semua
hukum dan peraturan yang berlaku
· Semua pengungkapan penuh dan adil
Ada beberapa tindakan perusahaan
dapat mengambil sehubungan dengan siklus untuk mengurangi ancaman dari
kesalahan atau penyimpangan. Ini termasuk:
·
Menggunakan, dokumen mudah lengkap
sederhana dengan instruksi yang jelas (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
·
Menggunakan
kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan pemeriksaan
lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
·
Menyediakan
ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji bentuk (mendorong
otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
·
Dokumen
pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya berlaku).
·
Membatasi
akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).
Pada bagian
berikut, akan membahas tentang ancaman yang mungkin timbul dalam sistem buku
besar dan pelaporan, serta kontrol yang dapat mencegah ancaman tersebut.
Ancaman utama dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah:
·
ANCAMAN 1:
Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
·
ANCAMAN 2:
Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
·
ANCAMAN 3: Poor Performance( Kinerja
Miskin) .
ANCAMAN 1: Kesalahan
dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
Kesalahan
yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan buruknya proses
pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam pelaporan
keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan
pemrosesan, (2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak
audit yang memadai.
Pengawasan
Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis
jurnal yang digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal
dari siklus SIA lainnya, dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau
kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama merupakan output dari
serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan subyek bagi berbagai
prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan
data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar
jurnal ini mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan
adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan
jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk
menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1.
Cek
validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku
besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2.
Cek bentuk
data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam
sebuah jurnal berisi data numeric.
3.
Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total
kredit dalam sebuah jurnal.
4.
Uji
kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua
data yang relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat
diidentifikasi sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
5.
Uji
pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan
nomor rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku
besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur
ini disebut closed-loop verivication.
6.
Penetapan file standar
jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir periode,
seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa
memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini
juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7.
Cek tanda
aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat
setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8.
Perhitungan
total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan kelompokvoucher jurnal.
Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal,
total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang
bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar.
Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan
Kontrol dan Rekonsiliasi.
Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar.
Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber
kesalahan yang terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal
urut nomor rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang
berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal
ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapaposting. Akhirnya,
daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber,
nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke
buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan
ke buku besar sama angkanya. Jejak Audit.
Jejak audit
ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas
sebagai berikut:
1. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli
kerekening buku besar, dan ke laporan atau dokumen lain yang menggunakan data
pada dokumen sumber.
2. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam
sebuah laporan atau dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar
dari saldo awal ke saldo akhir.
ANCAMAN 2: Rugi,
Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
Akses ke
buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang bersifat rahasia
bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Akses semacam ini
juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena
itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah
akses kbuku besar secaratidak sah.
Identitas
dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk
memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan
oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugas menjaga
aktiva atau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak
diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus diberi
wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses
harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal di
kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian
tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena mereka
mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem
harus mengecek eksistensi kode otorisasi yang falid pada setiap jurnal.
Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode
otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak audit
memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.
ANCAMAN 3: Poor
Performance (Kinerja Miskin)
Buku besar adalah sebuah komponen
kunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan oleh karena
itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur pembuatan cadangan data (back up) dan
prosedur pemulihan untuk memulihkannya pengawasan back up mencakup :
1.
Penggunaan
lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan yang
tidak sengaja terhadap buku besar.
2.
Pembuatan
cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy cadangan
data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan
data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan
diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box)
untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya
banjir,kebakaran,dll.
3.
Selain itu
rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting. Dengan
meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk
melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat
survive untuk jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan
baik.dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan
yang mengalami bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari
setelah bencana.
PENDUKUNG
KEBUTUHAN INFORMASI MANAJEMEN
Tiga alat atau kemampuan dapat sangat berguna untuk
manajemen dalam pengambilan keputusan:
·
Balanced
scorecard
·
Data
warehouse
·
Desain yang
tepat dari grafik data keuangan
BALANCED
SCORECARD
Balanced scorecard adalah laporan yang memberikan
perspektif multi-dimensi pada kinerja organisasi. Berisi langkah-langkah yang
berkaitan dengan empat perspektif organisasi:
1.
Finansial
2.
Pelanggan
3.
Operasi
internal
4.
Inovasi dan pembelajaran
Balanced
scorecard menunjukkan:
· Tujuan organisasi untuk
masing-masing dari empat dimensi
· Langkah-langkah khusus kinerja dalam
mencapai tujuan tersebut.
Ini
memberikan gambaran yang lebih komprehensif dari kinerja organisasi daripada
ukuran finansial saja. Dirancang dengan baik, digunakanuntuk mengukur aspek
kunci dari strategi organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat penting.
Sehubungan dengan tujuan, Banyak
organisasi keliru menggunakan standar industri dalam merancang Scorecard
seimbang mereka. Pendekatan ini membatasi kinerja terhadap para
pesaingnya dan gagal untuk mempertimbangkan organisasi perusahaan s kekuatan
dan kelemahan yang unik. Sebagai CONTOH: manajemen puncak Dumbledore Asuransi
Perseroan menyepakati tiga tujuan keuangan kunci:
· Peningkatan pendapatan stream
melalui penjualan produk-produk baru.
· Peningkatan profitabilitas yang
tercermin dari return on equity.
· Mempertahankan arus kas yang cukup
untuk memenuhi kewajiban.
Mereka kemudian menciptakan
hipotesis berikut (atau hubungan sebab akibat) bagaimana tujuan-tujuan ini
dapat dicapai:
1.
Jika kita
meningkatkan pelatihan karyawan (inovasi dan dimensi belajar), yang
harus meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal).
2.
Jika kita
meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal), yang
harus meningkatkan kepuasan pelanggan kami (dimensi pelanggan) dan
menyebabkan kita untuk mengambil pangsa pasar yang lebih besar.
3.
Meningkatkan
kepuasan pelanggan dan pangsa pasar (dimensi pelanggan) karena
itu harus menghasilkan peningkatan profitabilitas (dimensi keuangan).
Menganalisis
tren dalam tindakan-tindakan yang sebenarnya memungkinkan manajemen Dumbledore
untuk menguji validitas hipotesis mereka: Jika perbaikan dalam satu perspektif
tidak menghasilkan perbaikan yang diharapkan di daerah lain, manajemen puncak
harus mengevaluasi kembali dan merevisi hipotesis mereka. Kemampuan untuk
menguji dan menyempurnakan strategi mereka adalah salah satu manfaat utama dari
balanced scorecard.
Ada beberapa
cara dalam mengembangkan balanced scorecard yaitu Top manajemen harus
menentukan tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi ,seperti Akuntan dan
IS professional dalam membantu mereka memilih tindakan yang tepat untuk melacak
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Selanjutnya memberikan masukan pada
kelayakan mengumpulkan data untuk menerapkan berbagai langkah.
MENGGUNAKAN
GUDANG DATA UNTUK KECERDASAN BISNIS
Manajemen
harus terus-menerus memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan dan operasi
organisasi dalam terang tujuan strategis dan harus mampu mengubah rencana
dengan cepat ketika perubahan lingkungan. Mereka mungkin mengadopsi sistem ERP
dan sistem AIS terintegrasi untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Namun,
sistem ini dirancang terutama untuk mendukung kebutuhan pengolahan transaksi,
dan biasanya berisi data hanya untuk tahun fiskal saat ini dan mungkin satu
bulan tambahan. Tetapi pengambilan keputusan strategis membutuhkan akses ke
sejumlah besar data historis. Untuk mengisi kebutuhan ini,
organisasi sedang membangun database terpisah yang disebut data warehouse .
·
Ini biasanya
database besar yang berisi kedua data rinci dan dirangkum untuk beberapa tahun.
·
Mereka
terpisah dari AIS.
·
Organisasi
juga dapat membangun terpisah, gudang kecil, yang disebut data mart , untuk
fungsi-fungsi individual seperti keuangan atau sumber daya manusia.
Gudang data dan data mart diperbarui
secara berkala untuk mencerminkan hasil transaksi yang telah terjadi sejak
update terakhir. Mereka terstruktur berbeda dari database proses transaksi:
·
Database
proses transaksi dirancang untuk meminimalkan redundansi dan memaksimalkan
efisiensi update.
·
Data
warehouse yang sengaja dirancang untuk menjadi berlebihan untuk memaksimalkan
efisiensi query.
·
Mereka
biasanya dimensi di alam.
·
Kebanyakan
menggunakan skema bintang
Bisnis intelijen adalah
proses mengakses data di gudang dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan
strategis. Dua teknik dasar:
·
Online
analytical processing (OLAP)
·
Data mining
Kontrol yang tepat diperlukan untuk
data warehouse adalah Kontrol validasi data sangat penting untuk menjaga
akurasi data. Serta proses verifikasi keakuratan data, alias scrubbing ,
sering salah satu yang paling langkah memakan waktu dan mahal. Informasi harus
dilindungi dari pesaing atau dari kehancuran dengan menggunakan:
·
Kontrol
akses
·
Enkripsi
·
Ketentuan
Backup
PRINSIP
GAMBAR DESAIN
Akuntan dan
IS profesional dapat membantu manajemen menangani informasi yang berlebihan
dengan menyiapkan grafik yang menyoroti dan meringkas fakta-fakta penting.
Grafik yang dirancang dengan baik membuatnya mudah untuk mengidentifikasi dan
memahami tren dan hubungan. Grafik buruk dirancang dapat mengganggu pengambilan
keputusan. Ada beberapa prinsip yang membuat bar chart mudah dibaca:
·
Gunakan
judul yang merangkum pesan dasar.
·
Sertakan
nilai data dengan setiap elemen bukannya label sumbu vertikal - memfasilitasi
perhitungan mental dan analisis
·
Gunakan
2-dimensi, bukan 3-dimensi, bar - membuatnya lebih mudah untuk secara akurat
menilai besarnya perubahan dan tren.
·
Gunakan
berbagai nuansa abu-abu atau warna bukan pola, titik, atau garis-garis. Mereka
lebih mudah untuk membedakan
Banyak
laporan tahunan berisi grafik yang melanggar prinsip-prinsip ini:
Beberapa
dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak. Beberapa dilakukan dengan
sengaja. Tidak ada pedoman otoritatif dalam GAAP atau audit standar yang
melarang perilaku ini, meskipun hasilnya bisa menipu.
KESIMPULAN
Sistem buku besar dan pelaporan mengintegrasikan serta
meringkas hasil-hasil berbagai subsistem akuntansi dari siklus pendapatan,
pengeluaran, produksi dan sumber daya manusia. Buku besar adalah file utama
pusat dalam SIA. Akibatnya merupakan hal yang penting untuk
mengimplementasikanprosedur pengendalian agar dapat memastikan akurasi dan
keamananya. Pengendalian yang penting meliputi pemeriksaan edit catatan, voucer
jurnal yang dimasukkan kedalam buku besar, pengendalian akses, jejak audit yang
memadai, serta prosedur pembuatan cadangan dan pemulihan dari bencana yang
tepat.
Output yang dihasilkan oleh system buku besar terbagi dalam dua kategori utama yaitu laporan keuangan dan manajerial. Laporan keuangan dibuat secara periodikdan disebarkan baik ke user internal maupun eksternal. Laporan manajerial dibuat hanya untuk pemakaian internal karenanya sering kali memasukkan perbandingan antara kinerja actual dengan yang dianggarkan. Kegunaan laporan-laporan ini baik disajikan dalam bentuk table ataupun grafik, dipengaruhi oleh seberapa baik mereka didesain.
Output yang dihasilkan oleh system buku besar terbagi dalam dua kategori utama yaitu laporan keuangan dan manajerial. Laporan keuangan dibuat secara periodikdan disebarkan baik ke user internal maupun eksternal. Laporan manajerial dibuat hanya untuk pemakaian internal karenanya sering kali memasukkan perbandingan antara kinerja actual dengan yang dianggarkan. Kegunaan laporan-laporan ini baik disajikan dalam bentuk table ataupun grafik, dipengaruhi oleh seberapa baik mereka didesain.
Sistem buku besar harus mampu mendukung pemrosesan pertanyaan dari pembuat
keputusan. Hal ini membutuhkan pengendalian yang mencukupi untuk membatasi
akses ked an operasi yang di izinkan atas data dalam buku besar.mendesain buku
besar agar sesuai dengan model data relasional akan memfasilitasi pemrosesan
dengan membuat data lebih mudah diakses melalui alat desktop yang dapat
ditemukan sebagian besar computer pribadi. Organisasi harus memberikaninformasi
keberbagai jenis user termasuklembaga pemerintahan, analisis industry,lembaga
keuangan,dan berbagai pengambil keputusan individual. XBRL memberikan mekanisme
untuk memberikan efisiensi dalam menghasilkan informasi semacam ini dari sumber
eksternal.
DAMPAK PERKEMBANGAN TI SEPERTI DALAM
IMPLEMENTASI EXTENSIBLE BUSSINESS REPORTING LANGUAGE (XBRL) BERBASIS WEB PADA SUATU PERUSAHAAN DAN CONTOH
IMPLEMENTASINYA
Pengertian XBRL
XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting
Languagedan merupakan 'keluarga' dari bahasa programming XML
(eXtended Markup Language). XBRL merupakan bahasa XML yang dibuat secara
khusus untuk kepentingan bisnis. Struktur XBRL mirip dengan bahasa XML. Namun
fungsi XBRL lebih baik daripada XML karena XBLR mampu menampung kebutuhan
semantik pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda antara satu
elemen dengan elemen lainnya dalam laporan keuangan, serta memiliki fitur
extensibilitas yang jauh lebih baik daripada XML.
XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi
terstandar (tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk
laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata dan bersifat free
standard, dikembangkan dan diawasi pemanfaatannya oleh XBRL International
Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga
nirlaba internasional.
XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan
secara elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan
pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan
mempermudah user dalam membaca laporan, mengelompokkan
informasi, dan menganalisisnya secara cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah
suatu merk software atau aplikasi yang akan menggantikan
aplikasi atau sistem yang sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru
dan penerapannyapun tidak memerlukan perubahan standar akuntansi yang sudah
diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL
juga bukan chart of accounts dan juga bukan alat
translasi chart of accounts.
Sejarah XBRL
Pada
bulan April 1998, Charlie Hoffman, seorang CPA dengan perusahaan Knight Vale
dan Gregory di Washington memiliki gagasan XML sebagai cara untuk mengubah
pelaporan bisnis. Charlie mulai mengebangkan prototipe dari laporan keuangan
dan jadwal audit yang menggunakan XML. Charlie memberitahu Wayne Harding, Ketua
High Tech Task Force dari AICPA pada bulan Juli 1998 tentang potensi
menggunakan XML dalam pelaporan keuangan. Wayne meminta Charlie untuk
memberikan pengarahan ke AICPA High Tech Task Force tentang XML pada bulan
September 1998.
AICPA
High Tech Task Force menciptakan “deskripsi produk” untuk mengusulkan
pembentukan set prototipe laporan keuangan menggunakan XML oleh AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants). Keren Waller, CPA, staf AICPA
dan anggota dari High Tech Task Force membantu dalam menciptakan “deskripsi
produk” ini. Pada tanggan 2 Oktober 1998, Wayne Harding mempresentasikan hasil
High Tech Task Force ke komite AICPA pada Komite Organisasi. Sebagai hasil dari
presentasi ini, AICPA bertekad untuk mendanai proyek dalam membuat satu set
prototipe laporan keuangan XML.
Pada
tanggal 31 Desember 1998, prototipe yang dikembangkan oleh Charlie Hoffman dan
Mark Jewett (Erutech) selesai. Jeffery Ricker (XML solution) berkontribusi pada
prototipe awal. Perusahaan CPA Knight, Vale dan Gregory, penjamin 50% dari
biaya pengembangan prototipe awal. Pada tanggal 15 Januari 1999, prototipe ini
telah disampaikan kepada AICPA. Weyne dan Charlie meyakinkan AICPA bahwa XML
adalah penting bagi profesi akuntansi.
AICPA
meminta agar rencana bisnis bersiap-siap untuk melihat kedalam kasus bisnis
untuk XML dan khususnya laporan keuangan berbasis XML. Proyek ini adalah sebuah
kode yang dinamai dengan XFRML. Rencana bisnis itu diciptakan oleh Charlie
Hoffman, CPA (Independent BPA), Weyne Harding, CPA (Great Plains), Eric Cohen,
CPA (Cohen Computer Consulting), dan Loius Matherne, CPA (Direktur TI AICPA).
Pada
tanggal 17 Juli 1999, Dewan Direksi AICPA bertekad untuk mendanai upaya XFRML.
Kemudian pada 17 Juli 1999, 12 perusahaan dengan cepat bergabung dengan bisnis
ini bersama dengan AICPA sebagai anggota Komite Pengarah XFRML. Komite Pengarah
awal termasuk: AICPA, Arthur Andersen LLP, Delloite & Touche LLP, e-konten
perusahaan, Ernst & Young LLP, FreeEDGAR.com, Inc (sekarang Edgar Onmile,
Inc), FRx Software Corporation, Great Plains, KPMG LLP, Microsoft Corporation,
Price Weathe Rhouse Coopers LLP dan Woodburn Group.
AICPA
mulai melaksanakan rencana bisnis pada tanggal 30 Agustus 1999, ketika
mengumumkan bahwa spesifikasi pelaporan keuangan XML akan dibuat. Charlie
Hoffman menciptakan prototipe experimental dari awal XFRML pada Juli 1999. Prototipe
ini selesai pada tanggal 13 Oktober 1999. Laporan keuangan dari 10 perusahaan
diciptakan untuk lebih menguji konsep laporan keuangan berbasis XML.
Pertemuan
pertama Komite Pengarah XFRML berlangsung di kantor AICPA New York pada 14
Oktober 1999. Nama organisasi itu resmi berubah menjadi komite pengarah XBRL
pada tanggal 6 April 2000. Pada tanggal 31 Juli 2000, komite XBRL mengumumkan
peluncuran pertama dari spesifikasi pertama untuk laporan keuangan
perusahaan-perusahaan AS berbasis XBRL. Keanggotaan dalam komite pengarah XBRL
berkembang menjadi lebih dari50 entitas, termasuk beberapa organisasi profesi
internasional.
Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
· Meningkatkan
kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronikkarena fomatnya sudah
terstandar sehingga menghasilkan informasi dan data yang comparable dan
mudah dianalisis. Selain itu, validasi datanya disajikan secara otomatis
sehingga meminimkan terjadinya kesalahaninput.
· Memudahkan
dilakukannya publikasi laporan, karena XBRL dapat diolah kembali ke format yang
diinginkan seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lain sebagainya.
· Memudahkan
akses informasi keuangan terutama untuk investor internasional, karena
XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor asing
memungkinan dapat melakukan analisis secara mandiri dan melakukan perbandingan
dengan bahasa mereka sendiri.
· Mempercepat
pengambilan keputusan bisnis. Karena XBRL menyajikan informasi keuangan
secara transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan penggunanya melakukan
analisis serta mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Manfaat lain
dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
· XBRL
menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis bisnis.
Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya,
penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data,
analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan
pengambilan keputusan.
· XBRL
memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk beralih sumber daya
dari proses manual mahal, biasanya melibatkan perbandingan, perakitan dan re-entry data.
XBRL dibantu oleh softwareyang dapat memvalidasi dan memanipulasi
informasi XBRL.
· Manfaat
XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk mengumpulkan informasi
bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga ekonomi, bursa efek, perusahaan
informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka yang memproduksi atau
menggunakannya, termasuk akuntan, auditor, manajer perusahaan, analis keuangan,
investor dan kreditur. Di antara mereka yang dapat mengambil keuntungan dari
XBRL termasukvendor software akuntansi, industri jasa keuangan,
hubungan investor perusahaan dan industri teknologi informasi.
· Pengolahan data otomatis. XBRL akan
mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan untuk menginput data secara
manual ke dalam aplikasi seperti Excel untuk mentransfer data
ke media elektronik sepertiwebsite atau blog. Karena
komputer dapat membaca perintah (tag) dengan mudah maka tidak perlu lagi
menginput data secara manual, karena dengan menggunakan XBRL untuk mengentri
data yang akan dianalisis dengan cepat dan akan disorot secara otomatis.
· Pengatur pelaporan keuangan. Pada bulan Mei
2008, SEC (Securities and Exchange Commission) mewajibkan semua
perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk mengajukan laporan keuangan
mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan yang akan
memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan meningkatkan
integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkan untuk
peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk investor. XBRL
juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan dalam keuntungan dan kerugian
laporan keuangan.
· Penghematan biaya. Sebelum adanya XBRL,
bahasa pemrograman yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML),
yang memiliki perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum keputusan SEC,
perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka dengan menggunakan
HTML, spreadsheet, atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan
dalam menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk
mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya
XBRL diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika biaya ini
dipindahkan ke investor, maka penghematan keuangan yang dihasilkan oleh bahasa
pemrograman baru ini dapat direalisasikan secara luas.
· Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat membaca
dan memahami data yang dikirim antara berbagai komputer dengan menggunakan
bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem
yang dirancang untuk dapat dibaca oleh komputer. Software dan
yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat
dan efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu
mereka untuk meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus
pada memvalidasi keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami
data yang dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
· Menghemat waktu. Salah satu manfaat terbesar
untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah satu
contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan memakan
waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi dalam
waktu persekian detik.
· Analisis data. User dapat
menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk memvalidasi data yang
diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat menganalisa data dan
masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor atau akuntan dapat
meneliti lebih dalam lagi apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang
lebih menyeluruh akan membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam
membuat lapran keuangan yang berdampak pada perusahaan, pasar modal, dan
komutitas global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat
menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman lebih cepat da
lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik dan secara
signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.
Penggunaan XBRL di Indonesia
Implementasi
XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan
XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih dari itu adalah
kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur
pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun
Preparatory Working Group (PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan
keuangan. Grup ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis
XBRL dalam pengimplementasian XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di
Hongkong.
Dari
penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan implementasi XBRL di suatu
negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari seluruh
partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.
Hasil
dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan format laporan
dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang
dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL dalam
pelaporan keuangan secara elektronik.
Dengan
mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung
dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya
sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa
mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan
(BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang
berkaitan dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting
mengingat semakin meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan diawasi.
Salah
satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana
meningkatkan sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data
dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah
benar dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam
mengakses data.
Situs
“XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan
sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu
model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team.
Selain untuk mempermudah pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model
tersebut diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut
mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL di Indonesia.
XBRL
ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi
investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi
informasi.
Terdapat
dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini,
yaitu:
· Mengembangkan suatu model sederhana (show
case) yang akan menggambarkan bagaimana XBRL dapat digunakan untuk
mendukung sistem pelaporan secara elektronik. Model akan menjelaskan proses
penyampaian laporan keuangan dari emiten (sektor manufaktur) kepada Bapepam-LK,
yang sudah berbasis XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
· Memperlihatkan kepada publik (user)
mengenai manfaat yang akan diperoleh jika penyampaian informasi yang
dilakukan telah menerapkan konsep XBRL
Berikut
merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:
*) Beberapa software yang
digunakan dalam show case merupakan trial-version dan free-license
software, yang BOLEH dimanfaatkan untuk kepentingan proyek ini dan
keperluan edukasi saja (non-bisnis)
Taxonomy Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian
penting, yaitu tasonomi dan instans (instances). Instans adalah
informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan kaidah
sintaksis bahasa markup XBLR. Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan
definisi-definisi terstandar dari seluruh elemen (termasuk akun laporan
keuangan) yang tercakup pada suatu laporan.Taxonomy juga
menjelaskan hubungan antar-elemen.
Contohnya elemen Asset. Taxonomy akan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan elemen asset tersebut
(definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca (debit), elemen-elemen
apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash, inventory, dll), disebut
apakah aset dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya.
Deskripsi inilah yang akan ditambahkan secara elektronik (tagging) pada
semua elemen yang dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat dikembangkan
oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik, perusahaan, asosiasi, dan
lain-lain. Dan taxonomy juga dapat dikembangkan (extent)
oleh siapa pun.
Pada proyek ini, taxonomy yang
disusun khusus diperuntukan bagi penyampaian laporan keuangan oleh Emiten
kepada Bapepam-LK. Adapun sektor yang dipilih sebagai model taxonomy adalah sektor
manufaktur, yang disusun berdasarkan Surat Edaran Bapepam No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik untuk Industri Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan tanpa
bantuan aplikasi tertentu karena taxonomy pada dasarnya hanya
merupakan kumpulan deskripsi elemen secara elektronik. Untuk melihat taxonomy secara
lebih mudah, user dapat menggunakan ABRA (Adaptive
Business Reporting Format)viewer yang dipersiapkan oleh IASCF
XBRL Team untuk kepentingan proyek ini.
Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan
yang berbasis XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan
melakukan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga
akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan
menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data
ini membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data
sehingga dapat diproses secara efektif dan efisien.
Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML
terbaik dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi
keuangan. XBRL memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke
item data keuangan. Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa
serta dapat digunakan sebagai referensi akuntansi atau informasi untuk anak
perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana keterkaitan item satu
dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana item-item itu
dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi
lainnya dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus.
Struktur yang kaya dan kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan
data bisnis yang sangat efisien oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung
semua tugas-tugas standar yang diperlukan dalam penyusunan, penyimpanan, dan
penggunaan data bisnis. Informasi yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan
yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak komputer. Kemudian,
informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer
dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa
yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tagkhusus
untuk setiap item data (seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai
peraturan akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi
untuk pelaporan keuangan. GL taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang
dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam
organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal
infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak
seperti penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan
akun dari XBRL dan berbagai fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper
based) seperti yang terlihat di bawah ini memiliki elemen-elemen yang
bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah dilaporkan kepada
pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian nominal yang sudah
terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).
Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data
yang terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS
/ software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari
XLBR, daripada memerlakukan laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman webatau
dokumen tercetak, akan lebih bak memerlakkan setiap elemen laporan
keuangan sebagai individu data terpisah yang unik. Contoh kodifikasi atas baris
laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL diperlihatkan gambar di bawah
ini.
Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
· ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
· unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan
yang merujuk pada ISO 4217.
· decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan
keuangan.
· contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai
kodifikasi atas elemen dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen
yang berisikan elemen-elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga
dengan beberapa skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML
agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di
atas, diperlukan perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat
lunak tersebut harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut
dipublikasi secara online menggunakan internet, modul inline XBRL dapat
dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat ditampilkan pada
beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.
Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem
pelaporan keuangan yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem
pelaporan keuangan yang menggunakan XBRL:
Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Penulis memilih perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus
pengguna XBRL dalam pelaporan keuangannya. Ralph Lauren
Corporationadalah perusahaan dagang internasional yang berbasis di
Amerika Serikat.Perusahaan ini menjual pakaian, aksesoris, parfum, dan
alat-alat rumah tangga untuk pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh desainer
Amerika, Ralph Lauren pada1967. Polo Ralph Lauren adalah merek
unggulan perusahaan dan perusahaan ini masih mengelola beberapa merek
lain, termasuk Ralph Lauren Black Label, Ralph Lauren Purple Label, Ralph
Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren, Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp.
merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan
keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk
mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15
Juni 2009.
Berikut ini adalah contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp.
yang berbasis XBRL:
Sumber:
1. Hidayatul aini http://ainiyee.blogspot.co.id/2015/06/buku-besar-dan-siklus-pelaporan-keuangan.html
(diakses Tanggal 4 Juni @017 Pukul 18:47)
2. Wandaanindita,
2013, http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-language.html
(diakses Tanggal 4 Juni 2017)
makasih kak nice banget
BalasHapusharga casing sosis